Sebuah Cerita Pendek tanpa Judul
This is My Story
No Plagiatisme !!!!
“ Beginikah akhirnya
?” tanyaku pada pria yang ada didepanku saat ini dengan nada tidak percaya dan
tidak terima
“..............” tidak
ada jawaban apapun dari mulutnya. Ia hanya memandangku dengan tatapan kosong.
Seakan ia telah jengah melihat wajahku.
“ Inikah yang kau
inginkan ? kenapa ? Kenapa harus seperti ini ?” desakku lagi padanya. Aku ingin
meminta jawaban kepastian darinya.
“ Semua sudah
berakhir.” Badanku serasa melemas. Kutatap kedua bola matanya mencari sebuah
kebohongan disana. Namun hasilnya NIHIL. Aku tidak menemukan setitik kebohongan
di matanya. Yang kulihat hanyalah tatapan kosongnya yang tajam menusuk hatiku.
Hal ini semakin membuatku tidak percaya. Sebenarnya siapakah pria yang ada di
depanku saat ini ? Aku seolah sudah tidak mengenal sosoknya lagi.
“ Apa katamu?
Berakhir? “ tanyaku dengan senyuman miris. Namun lagi-lagi keheningan yang
kudapati. Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya.
“ Ya, kau benar.
Memang hubungan kita telah berakhir sejak ‘saat
itu’ . Akulah yang terlalu bodoh dan naif hingga terus mempercayaimu selama
ini. Seharusnya aku tahu kalau kau benci pada yeoja bodoh sepertiku ini. Selama ini aku tidak pernah menyesali apa
yang telah aku lakukan dulu. Sekalipun aku tidak menyesalinya. Waktu yang
kubuang dan kuhabiskan secara percuma demi dirimu tidaklah berarti karena aku
pikir kau akan menungguku dan kita bisa hidup bahagia bersama selamanya.
Kupikir semua akan baik-baik saja asalkan ada kau disisiku. Dan lihatlah
sekarang! Kau telah membuangku layaknya sampah.” Emosiku rasanya semakin
meluap-luap mengingat apa yang telah kulakukan kepadanya dulu dan inikah
balasan yang kuterima? Inikah yang dinamakan air susu dibalas air tuba?
“ Lebih baik kita
tidak perlu berhubungan lagi. Anggaplah kita tidak pernah saling mengenal sebelumnya.”
“ Oppa........”
“ Dan pergilah untuk
selamanya dari hidupku.”
“ Kenapa kau melakukan
semua ini kepadaku ? Tidakkah cukup selama ini pengorbananku HAH ?”
“ Waktu itu bukan aku
yang memintamu melakukan itu kan? Kau sendiri yang memutuskan akan melakukan
itu. Jadi jangan kau ungkit lagi masalah itu!! Kau pikir aku akan kembali pada
sampah sepertimu? Jangan harap kau, DASAR SAMPAH.”
“ A-apa...?” dia
bahkan meneriakki diriku sampah. Memang kenapa jika aku sampah. Selama ini aku
memang hidup sebagai sampah. Dia pikir aku menjadi sampah karena siapa eoh ?
“ Seharusnya kau
bersyukur karena aku masih mau meluangkan waktuku untuk mengatakan semua ini
kepadamu.” Sengitnya kepadaku yang masih terpaku. Perasaanku tengah bercapur
aduk saat ini.
“ Arraseo...... jadi
inilah aku. Seorang sampah yang pernah menyelamatkanmu. Jadi kau ini apa? Lebih
buruk dari sampah.” Kataku mengejeknya namun sedikit kupaksakan senyuman yang
lebih terlihat mengejek.
PLAAKKK
“ Aw ...... Appoo..”
kataku sambil memegang pipi kiriku yang telah memerah bekas tamparan. Lalu
sepersekian detik selanjutnya aku tersenyum miris mengejek diriku sendiri. Aku
mengejek diriku sendiri yang hanya bisa diam diperlakukan sekasar ini. Tak
kupedulikan setetes cairan bening telah turun dari kedua kelopak mataku dan
mulai memenuhi mataku.
“ Dasar tidak tahu
diri. Membusuklah kau disini.” Cacinya sebelum ia meninggalkanku di tepi
jalanan Seoul yang sudah sangat sepi karena sudah sangat larut.
SRAKK TAP TAP TAP dapat kudengar suara langkah
kakinya yang mulai menjauh dari tempatku berada sekarang.
BRUGH tubuhku
tiba-tiba lemas dan aku terkulai ambruk dijalan. Mulai kurasakan bulir-bulir
bening itu menetes dengan deras. Kuusap kedua pipiku yang telah basah dengan
punggung tanganku. Kuarasakan sakit di pipi sebelah kiriku, sepertinya pipiku
lebam. Namun semua ini tidak lebih sakit dari hatiku. Rasanya dadaku semakin
sesak, aku semakin merasa kesulitan untuk bernapas. Kupukul dadaku dengan
tanganku berharap rasa sakit yang tengah kurasakan ini akan hilang. Dengan
tangisan meraung-meraung ini, aku ingin mengeluarkan rasa sakit dihatiku ini.
“
HUWAAAaa.......HIK.sssssssssssss.......HIKSsssssssss..................”
Setelah aku bisa
mengontrol diriku. Aku mulai bangun dan berdiri. Awalnya masih terasa gontai
namun aku tetap berusaha berjalan. Mungkin jika aku berpapasan dengan orang,
mereka akan mengataai aku ini gila. Berjalan gontai seperti orang mabuk sambil
megatakan hal-hal aneh sepanjang jalan. Bukankah aku benar-benar sudah gila.
“ MEMANGNYA SIAPA YANG
TIDAK TAHU DIRI HAH? SIALAN KAU JUNG HYEO JOONG. AKU AKAN MEMBUNUHMU.. INGAT
ITU SIALAN “ sekarang aku berteriak sambil mengumpat dan memaki dengan kasar.
Orang itu memang pantas mendapat pelajaran. Suatu hari aku akan memberikannya
pelajaran. INGAT ITU.
“ Hiks....
hikss...hikssss” sekali lagi aku menangis seperti orang kesetanan.
Keadaaan mana yang
lebih buruk dari yang aku alami saat ini. Diperlakukan layaknya sampah oleh
orang yang kau cintai, setelah dikhianati. Dunia ini memang kejam, atau dunia
ini hanya akan kejam pada orang sepertiku ? dia bahkan menyuruhku untuk
menghilang dari hidupnya. Bagaimana bisa aku menghilang jika dia adalah
hidupku,dialah satu-satunya alasan
kenapa aku hidup selama ini. Jika ia memang menginginkan itu maka akan aku
kabulkan permintaannya itu. Lagipula hidupku sudah tidak ada artinya lagi.
Semua hal di dunia ini sudah tidak memiliki arti lagi bagiku. Lagipula tempat
ini sudah terlalu penuh. Tidak akan ada lagi ruang yang disediakan untukku.
Tuhan, jika lebih baik untukku pergi, bawalah aku pergi ketempat-Mu agar aku
tidak merasakan sakit di hatiku lagi. Aku sudah tidak bisa menghadapi cobaan
dari-Mu lagi. Tuhan, berikan yang terbaik untukku.
“ Apakah dikehidupan
sebelumnya aku seorang pembunuh? Atau aku seorang pengkhianat? Seharusnya sejak
dulu aku mati saja. Arrghhhh “ kupandang langit dan kuusap rambutku dengan
kasar. Menyedihkan. Satu-satunya kata yang bisa kugambarkan untuk keadaanku
sekarang ini.
Tanpa kusadari sebuah
truk tengah melaju kencang kearahku.
TINN TINN TINNN
BRAKK JDAKK
SRAKK BRUGH
Lihatlah keadaanku
sekarang ini. Setelah tertabrak dan jatuh berguling-guling di dinginnya aspal
jalan, aku bahkan masih bisa sadar dan bisa mengatakan kata-kata terakhir.
Namun kata apa yang kuucapkan ? Aku bahkan menggunakan kesempatanku untuk
mengucapakan aku mencintainya. Bodoh. Dasar yeoja bodoh.
“ Uungh... uhuk...
sa-rang-hae O-op-pa.....uhuk...” sedetik kemudian kegelapan telah menjemputku.
“ Noona kau tidak
apa-apa? Bagaimana ini? Lebih baik aku kabur saja dari sini, sebelum ada yang
datang.”
GREENG BRUUUMMM
HAHAHAHA..... aku
memang menjijikan. Bahkan aku mengatakan aku mencintainya saat ajal akan
menjemputku. Apa yang akan aku harapkan lagi? Semua sudah berakhir Han Hyeo
Shin.
CRING CRING CRING
“ Dimana aku ini?
Kenapa tempat ini begitu sepi dan kemana perginya semua orang ?” tiba-tiba aku
berada di tempat aneh ini. Semuanya begitu polos, tempat ini lebih terlihat
seperti sebuah ruangan yang sangat luas dan semua di cat berwarna putih.
“ Halo? Adakah orang
disini?” teriakku mencoba mencari bantuan jika ada orang lain di ruangan ini.
Namun NIHIL. Sepertinya hanya ada aku seorang di tempat ini. Tiba-tiba kudengar
sebuah suara yang tidak asing di pendengaranku.....
Suara itu
.....................Tunngu ini tidak mungkin
‘ Umma, Appa? Kenapa
kalian bertengkar? Sebenarnya apa yang terjadi?’
‘ Umma.....?’
‘ Dasar kau anak
haram. Kau itu hanya anak pembawa sial jadi pergilah dari sini dan jangan
pernah kembali lagi kesini. DASAR MENJIJIKKAN. PERGI KAU!!!!’
‘ Ummaa.....
Appa.....?’ terlalu sulit bagi seorang anak kecil untuk bisa mengerti dan
menerima kenyataan hidup yang begitu pahit ini.
‘ KUBILANG PERGI KAU
ANAK HARAM!!!!’
BRUGH PLAKK JDAKK
‘ UMMA .............
APPA............. hiks....hiks.....hikss.....’
“ Apa itu tadi?
Bagaimana bisa? Itu semua masa laluku. Arrggghhhhhhhh...” teriakku frustasi.
Kebingungan masih melanda diriku. Kenyataan pahit yang kukubur dalam diriku.
Aku tak ingin mengingat kenyataan yang menyakitkan itu. Kenyataan bahwa aku
adalah anak haram dan kenyataan bahwa aku diusir oleh orang tuaku sendiri.
Kenyataan yang hanya akan membuatku terpuruk lagi dan jatuh pada lubang yang
paling dalam bahkan lebih dalam lagi.
‘ Lihatlah dia! Dia
adalah anak haram yang diusir oleh orang tuanya sendiri.’
‘ Ya dia Mengerikan.’
‘ Dasar anak haram’
‘anak
haram................. pembawa sial...............
rendahan....................mengerikan..........menjijikkan.’
“ HENTIKANNNNN!!!!!
Kumohon hentikan semua itu....hiks.....hiks..... Aku tidak ingin melihat atau
mendengar semua itu lagi. Semua itu terlalu megerikan untuk diungkit kembali.....hiks....hiks...hiksss...”
secara refleks aku berteriak karena sudah tidak kuat melihat semua itu.
Kata-kata hinaan itu terus berputar di kepalaku. Lalu pandanganku mulai
mengabur dan kepalaku terasa sakit. Semua berubah menjadi gelap secara
seketika.
‘ Umma.... Appa....
saranghae.’
‘ Nado Hyeo Shin-ah’
‘ Yaksokke?’
‘ Yaksokkeyo Baby.’
‘hihihihih.....’
TBC
Silahkan menunggu kelanjutan kisahnya Ya !!! OK?
Jika ada yang minta tokohnya diganti bisa kok tinggal tulis aja di komentar ya
Maaf jika banyak typo