Rabu, 21 Oktober 2015

Sebuah Cerita tanpa Judul - I love JJ

Sebuah Cerita Pendek tanpa Judul
This is My Story
No Plagiatisme !!!!

“ Beginikah akhirnya ?” tanyaku pada pria yang ada didepanku saat ini dengan nada tidak percaya dan tidak terima
“..............” tidak ada jawaban apapun dari mulutnya. Ia hanya memandangku dengan tatapan kosong. Seakan ia telah jengah melihat wajahku.
“ Inikah yang kau inginkan ? kenapa ? Kenapa harus seperti ini ?” desakku lagi padanya. Aku ingin meminta jawaban kepastian darinya.
“ Semua sudah berakhir.” Badanku serasa melemas. Kutatap kedua bola matanya mencari sebuah kebohongan disana. Namun hasilnya NIHIL. Aku tidak menemukan setitik kebohongan di matanya. Yang kulihat hanyalah tatapan kosongnya yang tajam menusuk hatiku. Hal ini semakin membuatku tidak percaya. Sebenarnya siapakah pria yang ada di depanku saat ini ? Aku seolah sudah tidak mengenal sosoknya lagi.
“ Apa katamu? Berakhir? “ tanyaku dengan senyuman miris. Namun lagi-lagi keheningan yang kudapati. Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya.
“ Ya, kau benar. Memang hubungan kita telah berakhir sejak ‘saat itu’ . Akulah yang terlalu bodoh dan naif hingga terus mempercayaimu selama ini. Seharusnya aku tahu kalau kau benci pada yeoja bodoh sepertiku ini.  Selama ini aku tidak pernah menyesali apa yang telah aku lakukan dulu. Sekalipun aku tidak menyesalinya. Waktu yang kubuang dan kuhabiskan secara percuma demi dirimu tidaklah berarti karena aku pikir kau akan menungguku dan kita bisa hidup bahagia bersama selamanya. Kupikir semua akan baik-baik saja asalkan ada kau disisiku. Dan lihatlah sekarang! Kau telah membuangku layaknya sampah.” Emosiku rasanya semakin meluap-luap mengingat apa yang telah kulakukan kepadanya dulu dan inikah balasan yang kuterima? Inikah yang dinamakan air susu dibalas air tuba?
“ Lebih baik kita tidak perlu berhubungan lagi. Anggaplah kita tidak pernah saling mengenal sebelumnya.”
“ Oppa........”
“ Dan pergilah untuk selamanya dari hidupku.”
“ Kenapa kau melakukan semua ini kepadaku ? Tidakkah cukup selama ini pengorbananku HAH ?”
“ Waktu itu bukan aku yang memintamu melakukan itu kan? Kau sendiri yang memutuskan akan melakukan itu. Jadi jangan kau ungkit lagi masalah itu!! Kau pikir aku akan kembali pada sampah sepertimu? Jangan harap kau, DASAR SAMPAH.”
“ A-apa...?” dia bahkan meneriakki diriku sampah. Memang kenapa jika aku sampah. Selama ini aku memang hidup sebagai sampah. Dia pikir aku menjadi sampah karena siapa eoh ?
“ Seharusnya kau bersyukur karena aku masih mau meluangkan waktuku untuk mengatakan semua ini kepadamu.” Sengitnya kepadaku yang masih terpaku. Perasaanku tengah bercapur aduk saat ini.
“ Arraseo...... jadi inilah aku. Seorang sampah yang pernah menyelamatkanmu. Jadi kau ini apa? Lebih buruk dari sampah.” Kataku mengejeknya namun sedikit kupaksakan senyuman yang lebih terlihat mengejek.
PLAAKKK
“ Aw ...... Appoo..” kataku sambil memegang pipi kiriku yang telah memerah bekas tamparan. Lalu sepersekian detik selanjutnya aku tersenyum miris mengejek diriku sendiri. Aku mengejek diriku sendiri yang hanya bisa diam diperlakukan sekasar ini. Tak kupedulikan setetes cairan bening telah turun dari kedua kelopak mataku dan mulai memenuhi mataku.
“ Dasar tidak tahu diri. Membusuklah kau disini.” Cacinya sebelum ia meninggalkanku di tepi jalanan Seoul yang sudah sangat sepi karena sudah sangat larut.
SRAKK   TAP TAP TAP dapat kudengar suara langkah kakinya yang mulai menjauh dari tempatku berada sekarang.
BRUGH tubuhku tiba-tiba lemas dan aku terkulai ambruk dijalan. Mulai kurasakan bulir-bulir bening itu menetes dengan deras. Kuusap kedua pipiku yang telah basah dengan punggung tanganku. Kuarasakan sakit di pipi sebelah kiriku, sepertinya pipiku lebam. Namun semua ini tidak lebih sakit dari hatiku. Rasanya dadaku semakin sesak, aku semakin merasa kesulitan untuk bernapas. Kupukul dadaku dengan tanganku berharap rasa sakit yang tengah kurasakan ini akan hilang. Dengan tangisan meraung-meraung ini, aku ingin mengeluarkan rasa sakit dihatiku ini.
“ HUWAAAaa.......HIK.sssssssssssss.......HIKSsssssssss..................”
Setelah aku bisa mengontrol diriku. Aku mulai bangun dan berdiri. Awalnya masih terasa gontai namun aku tetap berusaha berjalan. Mungkin jika aku berpapasan dengan orang, mereka akan mengataai aku ini gila. Berjalan gontai seperti orang mabuk sambil megatakan hal-hal aneh sepanjang jalan. Bukankah aku benar-benar sudah gila.
“ MEMANGNYA SIAPA YANG TIDAK TAHU DIRI HAH? SIALAN KAU JUNG HYEO JOONG. AKU AKAN MEMBUNUHMU.. INGAT ITU SIALAN “ sekarang aku berteriak sambil mengumpat dan memaki dengan kasar. Orang itu memang pantas mendapat pelajaran. Suatu hari aku akan memberikannya pelajaran. INGAT ITU.
“ Hiks.... hikss...hikssss” sekali lagi aku menangis seperti orang kesetanan.
Keadaaan mana yang lebih buruk dari yang aku alami saat ini. Diperlakukan layaknya sampah oleh orang yang kau cintai, setelah dikhianati. Dunia ini memang kejam, atau dunia ini hanya akan kejam pada orang sepertiku ? dia bahkan menyuruhku untuk menghilang dari hidupnya. Bagaimana bisa aku menghilang jika dia adalah hidupku,dialah  satu-satunya alasan kenapa aku hidup selama ini. Jika ia memang menginginkan itu maka akan aku kabulkan permintaannya itu. Lagipula hidupku sudah tidak ada artinya lagi. Semua hal di dunia ini sudah tidak memiliki arti lagi bagiku. Lagipula tempat ini sudah terlalu penuh. Tidak akan ada lagi ruang yang disediakan untukku. Tuhan, jika lebih baik untukku pergi, bawalah aku pergi ketempat-Mu agar aku tidak merasakan sakit di hatiku lagi. Aku sudah tidak bisa menghadapi cobaan dari-Mu lagi. Tuhan, berikan yang terbaik untukku.
“ Apakah dikehidupan sebelumnya aku seorang pembunuh? Atau aku seorang pengkhianat? Seharusnya sejak dulu aku mati saja. Arrghhhh “ kupandang langit dan kuusap rambutku dengan kasar. Menyedihkan. Satu-satunya kata yang bisa kugambarkan untuk keadaanku sekarang ini.
Tanpa kusadari sebuah truk tengah melaju kencang kearahku.
TINN TINN TINNN
BRAKK    JDAKK SRAKK    BRUGH
Lihatlah keadaanku sekarang ini. Setelah tertabrak dan jatuh berguling-guling di dinginnya aspal jalan, aku bahkan masih bisa sadar dan bisa mengatakan kata-kata terakhir. Namun kata apa yang kuucapkan ? Aku bahkan menggunakan kesempatanku untuk mengucapakan aku mencintainya. Bodoh. Dasar yeoja bodoh.
“ Uungh... uhuk... sa-rang-hae O-op-pa.....uhuk...” sedetik kemudian kegelapan telah menjemputku.
“ Noona kau tidak apa-apa? Bagaimana ini? Lebih baik aku kabur saja dari sini, sebelum ada yang datang.”
GREENG  BRUUUMMM
HAHAHAHA..... aku memang menjijikan. Bahkan aku mengatakan aku mencintainya saat ajal akan menjemputku. Apa yang akan aku harapkan lagi? Semua sudah berakhir Han Hyeo Shin.
CRING CRING CRING
“ Dimana aku ini? Kenapa tempat ini begitu sepi dan kemana perginya semua orang ?” tiba-tiba aku berada di tempat aneh ini. Semuanya begitu polos, tempat ini lebih terlihat seperti sebuah ruangan yang sangat luas dan semua di cat berwarna putih.
“ Halo? Adakah orang disini?” teriakku mencoba mencari bantuan jika ada orang lain di ruangan ini. Namun NIHIL. Sepertinya hanya ada aku seorang di tempat ini. Tiba-tiba kudengar sebuah suara yang tidak asing di pendengaranku.....
Suara itu .....................Tunngu ini tidak mungkin
‘ Umma, Appa? Kenapa kalian bertengkar? Sebenarnya apa yang terjadi?’
‘ Umma.....?’
‘ Dasar kau anak haram. Kau itu hanya anak pembawa sial jadi pergilah dari sini dan jangan pernah kembali lagi kesini. DASAR MENJIJIKKAN. PERGI KAU!!!!’
‘ Ummaa..... Appa.....?’ terlalu sulit bagi seorang anak kecil untuk bisa mengerti dan menerima kenyataan hidup yang begitu pahit ini.
‘ KUBILANG PERGI KAU ANAK HARAM!!!!’
BRUGH PLAKK JDAKK
‘ UMMA ............. APPA............. hiks....hiks.....hikss.....’
“ Apa itu tadi? Bagaimana bisa? Itu semua masa laluku. Arrggghhhhhhhh...” teriakku frustasi. Kebingungan masih melanda diriku. Kenyataan pahit yang kukubur dalam diriku. Aku tak ingin mengingat kenyataan yang menyakitkan itu. Kenyataan bahwa aku adalah anak haram dan kenyataan bahwa aku diusir oleh orang tuaku sendiri. Kenyataan yang hanya akan membuatku terpuruk lagi dan jatuh pada lubang yang paling dalam bahkan lebih dalam lagi.
‘ Lihatlah dia! Dia adalah anak haram yang diusir oleh orang tuanya sendiri.’
‘ Ya dia Mengerikan.’
‘ Dasar anak haram’
‘anak haram................. pembawa sial............... rendahan....................mengerikan..........menjijikkan.’
“ HENTIKANNNNN!!!!! Kumohon hentikan semua itu....hiks.....hiks..... Aku tidak ingin melihat atau mendengar semua itu lagi. Semua itu terlalu megerikan untuk diungkit kembali.....hiks....hiks...hiksss...” secara refleks aku berteriak karena sudah tidak kuat melihat semua itu. Kata-kata hinaan itu terus berputar di kepalaku. Lalu pandanganku mulai mengabur dan kepalaku terasa sakit. Semua berubah menjadi gelap secara seketika.
‘ Umma.... Appa.... saranghae.’
‘ Nado Hyeo Shin-ah’
‘ Yaksokke?’
‘ Yaksokkeyo Baby.’

‘hihihihih.....’



                                                                               TBC

Silahkan menunggu kelanjutan kisahnya Ya !!! OK?
Jika ada yang minta tokohnya diganti bisa kok tinggal tulis aja di komentar ya
Maaf jika banyak typo