Rabu, 13 Juli 2016

DEATH~YUNJAE[FANFICTION]~~LOVE LOVE YUNJAE~~~~ LESTARIKAN YUNJAE

Dulu mau diikut sertakan lomba fanfiction tapi gagagl karena aku lupa mau ngirirm ke pihaknya.

silahkan dinikmati............

BIODATA
NAMA : Himeryo99
Akun di FFn : himeryo99
Website atau blog : Himeryo99.blogspot.com
Fb : Kagumi Haruna
Twitter : @himeryo99
Instagram : @yunjaelovers
Hobi : membaca Fanfiction, sinopsis drama korea dan menonton film(berbagai genre)
Seorang Yunjae Shipper sejak 3 tahun yang lalu.


JUDUL : DEATH
Cast :  Kim Jaejoong ( Han Jaejoong )
                        Jung Yunho
Genre : Romance, drama
Rated : T & Boy x Boy
Ada kata yang tidak pantas di beberapa bagian. Tapi Cuma sedikit kok. Mohon dimaklumi karena ini adalah fanfic pertama saya. Jadi mohon maaf jika cerita yang saya buat terasa nggak nyambung dan tidak menarik. Saya ikut lomba ini untuk menambah pengalaman saya dan keberanian saya buat nulis fanfiction.
Sumarry : Kim Jaejoong seorang namja cantik yang diusir oleh keluarganya sendiri dan akhirnya bertemu dengan Jung Yunho seseorang yang telah menabraknya dalam sebuah kecelakaan namun juga menolongnya.
-
-
-
Annyeonghaseo perkenalkan namaku adalah Kim Jaejoong. Aku adalah seorang mahasiswa jurusan seni di Seoul University. Usiaku sekarang ini adalah 24 tahun dan sebentar lagi aku akan merampungkan gelar S1 ku. Aku memliki keluarga yang ‘sangat menyayangiku’ dan teman-teman yang selalu ada disisiku untuk menghiburku. Bisa dibilang hidupku berjalan dengan ‘normal’ sejak aku lahir. Namun, sejak beberapa bulan lalu aku baru menyadari sesuatu. Yaitu “ketidak normalanku”, aku bahkan ragu akan kenormalan diriku sendiri. Dan yang membuatku sedih adalah saat dimana orang tuaku mulai menyadari ketidak normalanku ini. Mereka mengatakan aku menjijikkan, tidak tahu diri, durhaka, gila dan bahkan lebih parah dari itu, mereka juga mengusirku dan ironisnya ayahku mengatakan padaku akan mencoret namaku dari Keluarga Kim, ibuku? Ia hanya bisa memandang penuh luka dan kesedihan kepadaku, ia bahkan tidak membelaku saat appa mengusirku dengan kejam. Aku tahu mereka pasti sangat kecewa akan  ‘penyimpangan’ yang aku miliki. Namun, tidak bisakah mereka menerimaku apa adanya? Bagimanapun juga aku tetaplah anak mereka. Apa dosa yang aku lakukan begitu besar dimata mereka? Apa mereka pikir aku menikmati ‘penyimpangan’ku ini? Jujur aku juga sangat terluka dan kecewa pada diriku sendiri. Aku juga merasa tersiksa akan semua ini. Sampai akhirnya aku bertemu dengan seseorang yang sanagat aku cintai dan menjadi belahan jiwaku untuk selamanya.
FLASHBACK ON
“ Dasar menjijikkan! Anak macam apa kau ini hah? Apa selama ini kami mendidikmu dengan tidak baik? Semua ini salahku. Salahku.”  Tegas appa dengan nada tinggi. Raut mukanya yang berubah mengeras dan aura kemarahan yang keluar dari tubuhnya begitu kentara. Membuat tubuhku serasa meremang dengan nada lemah dan bersalah aku menjawab pertanyaan appa.
“ Mianhae appa. Appa tidak salah. Semua ini adalah salahku. Aku mohon tolong jangan salahkan diri appa.” Aku bingung harus menjawab appa. Aku begitu takut. Seumur hidup ini baru pertama kalinya appa memarahiku atau bahkan membentakku. ‘bodoh’ aku memang bodoh. Coba bayangkan mana ada ayah yang tidak kecewa jika putra satu-satunya memiliki penyimpangan sexsual. Aku memang bodoh.
PLAAKK kurasakan pipiku terasa perih dan ngilu disaat yang bersamaan. Kupegang pipiku dengan rasa amat terkejut. Selama ini appa tidak pernah menyakitiku sedikit pun. Namun, kenapa? Kenapa ia menamparku? Belum cukup keterkejutanku sekarang appa kembali membentakku.
“ SUDAH CUKUP! Sekarang kau pergi dari rumah ini dan kau bukan lagi bagian dari keluarga Kim. Kau bukanlah lagi Kim Jaejoong. Kau tidak pantas menyandang marga KIM. Aku tidak pernah membesarkan seorang GAY sepertimu. Kau Menjijikkan. Huh!!”
Deg
Apa aku tidak salah dengar. Ayahku sendiri mengusirku dari rumah ini. Dan apa aku sehina itu untuk tetap menyandang marga appaku sendiri.
“ Jaejoong-ah......” panggil seorang wanita paruh baya yang sedari tadi hanya bisa memandang penuh luka dan tangis kepadaku. Bahkan ummaku tidak lagi memanggil sayang kearahku.
“Baiklah. Jika itu memang keinginan kalian. Aku akan pergi dari sini. Maafkan aku yang telah membuat kalian kecewa. Terimakasih atas kasih sayang kalian selama ini. Aku sangat mencintai kalian Umma Appa. Sungguh aku tidak bermaksud mengecewakan kalian..hikss..hikss..mi..anheyo..hiks...” sudah kuputuskan untuk pergi. Mungkin ini memang yang terbaik untukku.
Setelah memberi salam untuk terakhir kalinya kepada umma dan appa. Aku segera melangkahkan kakiku pergi dari rumah ini. Dengan sekuat hati aku mencoba tersenyum kepada mereka walau kenyataannya hanya air matalah yang terus turun dengan deras.
“ Joongiee~~~”
Padahal baru beberapa langkah keluar dari rumah namun aku sudah merasa rindu kepada mereka. Hanya kata maaf yang bisa kukeluarkan sepanjang perjalananku. Aku tidak tahu akan pergi kemana, yang aku tahu saat ini hanyalah untuk terus berjalan kedepan dan mengikuti kemanapun kakiku membawaku. Otak dan tubuhku mungkin masih bisa bergerak namun hatiku serasa kaku dan mati rasa. Diusir dan dibuang oleh keluargamu sendiri mungkin seperti ini rasanya.
Sepanjang perjalanan aku terus menangis dan mengabaikan puluhan orang disekitarku yang memandang aneh kearahku. Bahkan aku masih merasa ssendirian dan kesepian walaupun aku berada di keramaian. Kenapa semua terasa sakit dan terlihat menyedihkan. Aku terus berjalan di kerumulan banyak orang dan di keramain. Tapi kenapa aku masih merasa kesepian? Kenapa hatiku masih terasa kosong?
Disinilah aku berdiri di seberang jalan menunggu lampu menunjukkan warna merah dan menyebrang. Tiba-tiba hujan datang mengguyur Seoul, kejadian ini cukup langka di Seoul jika mengingat sekarang sedang musim panas. Dan hujan turun di malam hari seolah menyapu semua gemerlap di jalanan Seoul dan memudarkan pandangan setiap orang dengan warna putih keabuan yang seolah ingin memerangkap semua orang dalam larutan penuh kesedihan.
Begitu pula diriku yang hanya bisa diam terpaku diseberang jalan seolah mengabaikan berbagai bahaya yang bisa saja menimpa keselamatanku. Aku terlalu larut dalam suasana dan pikiranku terlalu kalut sehingga tanpa sadar aku melangkahkan kakiku kedepan. Tidak tahu apa yang mendorongku, aku tetap melangkah sampai aku tersadar tengah berdiri di tengah jalan raya  dan kulihat sebuah mobil tengah melaju kencang kearahku, dan dalam sekejap kegelapan mulai merenggut kesadaranku.
TIN ....................... TIN ............TIN
BRAAKKK
Jdakk
Brughhh
“ Arrrggghhh “
Seorang pria  dengan setelan jas lengkap mulai membuka pintu mobilnya dan berjalan mendekat kearah sosok namja yang tergeletak disisi jalan dengan keadaan mengenaskan dan darah yang menghiasi tubuh cantik sosok itu. Dengan segera ia mulai memanggil ambulance. Dan mengabaikan kerumunan orang yang mulai berdatangan mengelilinginya. ‘Shit’ umpat pria itu dalam hati ketika ambulance yang ditelponnya tak kunjung datang. Ia hanya bisa berdiam diri sambil sesekali mengusir beberapa kerumunan orang. Bukannya ia tidak ingin bertanggung jawab atas kesalahannya, bukankah ia sudah menelpon ambulance tadi. Ia hanya tidak mau bertindak gegabah dengan asal memegang sosok cantik yang terkulai lemah itu. Tubuh sosok itu terlihat begitu rapuh dan bisa pecah kapan saja. Ia juga tidak ingin jika tidakannya malah membuat sosok cantik nan lemah itu meregang nyawa. Ia bukanlah seorang tenaga medis disini, dan ia tidak boleh ceroboh.
Beberapa menit kemudian mulai datang mobil ambulance dan beberapa tenaga medis yang mulai membawa sosok namja cantik yang terkulai lemah antara hidup dan mati. Dengan segera beberapa perawat memberi pertolongan pertama, sambil menunggu sampai di rumah sakit. Dan akhirnya mobil ambulance itu pun pergi meninggalkan seorang pria tampan dalam keterpakuannya.
FLASHBACK OFF
-
-
In Seoul Hospital
YUNHO POV
“ Bagaimana keadaannya dokter? Apa lukanya sangat parah? “
“ Syukurlah kita cepat membawanya kemari. Sehingga nyawanya masih bisa tertolong. Tapi-...” aku merasa sedikit lega akan pernyataan dokter. Tapi aku kembali gelisah saat kudengar kata ‘tapi’ dari dokter yang ada dihadapanku ini. Dengan rasa penasaran aku kembali bertanya pada dokter.
“ Tapi apa dokter? “ hatiku mulai berdegup kencang saat ini. Aku takut jika terjadi sesuatu yang lebih parah pada sosok yang baru pertama kali kutemui itu.
“ Karena kecelakaan ini, membuat saraf yang ada dimata pasien menjadi mati dan tidak bisa bekerja lagi. Maka bisa didiaknosa bahwa pasien mengalami kebutaan.”
“ A-apa? “
In other place
Kupandangi sosok cantik bak malaikat yang tengah terlelap dengan indahnya. Berharap sosok cantik ini segera sadar dari tidur panjangnya dan membuka kedua mata indahnya. Namun, saat ia sadar bagaimana aku akan menjelaskan keadaannya saat ini. Bagaimanapun akulah yang telah membuat ia kehilangan kedua matanya. Akulah sosok jahat disini.
“ Eunggghhh...” erangnya dengan nada lemah dan disertai dengan pergerakan tangannya yang mulai mengusap kedua mata indahnya. Dan bisa kulihat kedua mata indah itu telah membuka dengan sempurna. Terlihat pemandangan yang sangat indah dimataku. Ternyata baru kusadari ia memiliki mata bulat yang besar dan manik hitamnya yang terlihat indah menghiasi mata bulatnya.
“ Di mana aku? Kenapa gelap? apa ada orang di sini selain aku? “ tanyanya dengan nada sedikit panik. ‘Ini wajar jika kau merasa takut saat ini’ batinku.
JAEJOONG POV
Aku terbangun dan membuka kedua mataku. Namun, aku tidak bisa melihat apa-apa. Apa karena tidak ada lampu atau karena ini sudah malam? Semua terlihat gelap.
“ Di mana aku? Kenapa gelap? apa ada orang di sini selain aku? “ aku mulai merasa panik saat ini. Walaupun samar tapi aku bisa merasakan ada orang lain disini selain aku. Aku bisa merasakannya dari aroma dan panas tubuh yang menguar dari tubuh seseorang.
Aku mulai panik dan takut saat tidak kunjung juga ada suara yang menyahut. Tiba-tiba....
DEG
Kurasakan sebuah pelukan hangat ditubuhku. Posisiku yang dalam keadaan duduk semakin membuat pelukan ini semakin erat. Tidak pernah kurasakan pelukan sehangat ini sebelumnya. dan aroma mint yang menyejukkan mulai meresap kedalam hidungku. Entah kenapa tiba-tiba jantungku berdegup teramat kencang hingga membuatku semakin larut kedalam pelukan hangat dan penuh perlindungan ini.
“ Mianhae. “ sebuah suara segera membuatku tersadar dan kulepas pelukan itu dengan paksa. Walau ada rasa sedikit kecewa dihatiku.
“ Kau siapa? Dan kenapa tiba-tiba memelukku? Dan juga kenapa lampu di ruangan ini dimatikan?”
“ Namaku adalah Jung Yunho dan aku adalah orang yang telah menabrakmu seminggu lalu dalam sebuah kecelakaan. Aku juga orang yang bertanggung jawab atas semua lukamu.”
“ Kecelakaan? Menabrakku? Bertanggung jawab? Apa maksudmu aku tidak mengerti, bisa kau jelaskan? Oh ya tidak bisakah kau menyalakan lampunya dulu.”
“ Ani. Lampunya sudah menyala sejak tadi. Dan aku lah yang telah membuatmu tidak bisa melihat lagi. Maafkan aku karena telah membuatmu buta.”
YUNHO POV
Entah apa yang telah merasuki diriku sehingga aku bisa tiba-tiba memeluknya dan mendekap hangat tubuhnya. Parasnya yang begitu cantik nan lembut membuatku merasa seperti ingin terus melindungi dan mendekap sosoknya yang begitu menawan namun terlihat sangat rapuh di mataku.
Dengan sekuat hati aku menjelaskan keadaannya. Aku tidak bisa menebak respon apa yang akan  ia berikan. Marah? Sedih? Histeris? Atau terluka?
Dan aku merasa sangat terkejut saat melihat respon yang ia berikan. Ia hanya diam dan memandang lurus kedepan. Lalu ia mulai mengatakan sesuatu yang membuatku semakin merasa bersalah.
“ Tidak apa-apa. Mungkin ini adalah salah satu takdir ketidak beruntunganku. Maaf karena takdirku ini harus datang lewat Anda Yunho-sshi. Aku tidak marah pada Anda. Terimakasih karena telah bertanggung jawab seperti ini. Aku sangat berterimakasih.”
“ Tapi saya merasa sangat bersalah kepada anda.”
“ Ani. Kau tidak perlu merasa bersalah. Aku ikhlas akan keadaanku ini.” Bohong jika Jaejoong tidak merasa sedih. Ia sangat sedih akan keadaannya saat ini. Tapi harus bagaimana lagi jika semua sudah terjadi. Ia hanya bisa pasrah an ikhlas akan apa yang menimpanya ini. Semoga Tuhan menggantinya dengan kebahagiaan lain suatu hari nanti.
“.................................”
“ Yunho-sshi! Apa kau maasih disana? “
“ N-nde.”
“ Oh ya perkenalkan namaku Kim-ah ani maksudku Han Jaejoong. “ ucapnya sambil menjulurkan tangan dan tidak lupa disertai senyumnya yang lebar dan manis.
Aku menjadi semakin ragu melihat sosok dihadapanku ini. Apa ia benar-benar manusia? Bagaimana manusia bisa memiliki hati seorang malaikat? Dan apa ini? Kenapa ia bisa menyembunyikan gurit luka di wajahnya?
Segera kusambut uluran tangannya dan menjabatnya dengan hangat. Hal ini sukses membuat degup jantungku meningkat dengan sendirinya. ‘Apa ini?’ batinku sambil memegang dada kiriku yang terasa membuncah.
AUTHOR POV
2 months later
Sejak perkenalan singkat Jaejoong dan Yunho akhirnya mereka mulai menjalin hubungan yang lebih dari hubungan pertemanan biasa. Sekarang mereka telah menjadi sepasang kekasih yang tengah kasmaran. Yunho mencintai Jaejoong dengan tulus, bukan rasa bersalah ataupun kasihan karena telah membuat Jaejoong buta. Begitu pula Jaejoong yang sangat mencintai Yunho dengan segenap jiwa dan raganya. Sejak ia diusir dari rumah, Jaejoong benar-benar telah menggantungkan dirinya kepada Yunho. Hanya Yunholah yang saat ini ia miliki dan ia ingin terus hidup bersama Yunho seumur hidupnya.
Dan beginilah pasangan muda kita yang tengah menghabiskan waktu kencan mereka dengan duduk berdua ditaman dekat apartement Yunho. Bukan menjadi rahasia lagi jika Jaejoong tnggal di apartement Yunho sejak ia keluar dari rumah sakit.
“ Yun? “
“ Ne Boo? Apa kau kedinginan? Kalau begitu ayo kita segera masuk.”
“ Ani Yunnie ya~~. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu.”
“ Apa itu? Ayo katakanlah saja!”
“ Apa aku boleh meraba wajahmu. Selama dua bulan ini aku belum pernah sekalipun meraba wajahmu. Dan aku ingin tahu seberapa tampannya Yunnieku ini.”
“ Nne baiklah. Kau bisa meraba wajahku sekarang.”
“ Wajahmu kecil, hidung mancung, alis tebal, garis rahang tegas dan bibir yang berbentuk seperti hati. Apakah tebakanku benar?”
“ Nne kau sangat benar Boo. Kau bisa menebakku dengan tepat.”
“ Oh ya aku lupa. Mata Yunnie seperti mata musang hihihi....”
“ Boo jangan menggodaku atau aku akan menggelitikmu. “
“ Aku sangat beruntung karena bisa memiliki Yunnie.”
“ Justru akulah yang paling beruntung di dunia ini karena bisa mendapatkan malaikat secantik dirimu. You are my angel Boo!” semburat merah mulai menghiasi pipi Jaejoong yang menambah kesan imut padanya.
“ Nne Yunnie. Saranghae.”
CHUP~~ sebuah kecupan manis menghiasi kening Jaejoong.
“ Aku lebih mencintaimu Boojae. You’re Mine.”
“ Nne aku milikmu seutuhnya.” Mereka akhirnya berpelukan mesra seolah tidak ingin kehilangan satu sama lain. Dan saling menyalurkan rasa cinta yang mereka miliki.
Sepertinya pasangan YunJae kali ini benar-benar mengabaikan orang-orang disekitar mereka yang tengah memandang iri kearah mereka. Karena mereka terlihat sangat cocok dan saling mencintai, seolah dunia ini milik mereka berdua.
Beberapa minggu kemudian
JAEJOONG POV
            Rasa gelisah mulai menghiasi diriku. Sudah sejak seminggu yang lalu Yunho mulai mengabaikanku dan bersikap dingin kepadaku. Memang akhir-akhir ini Yunho tengah disibukkan dengan pekerjaannya di Kantor dan cukup banyak menyiksa waktunya dirumah. Dan puncaknya adalah tadi malam. Saat itu Yunho pulang dan aku menyambutnya di depan pintu apartement. Biasanya ia akan memelukku dan mencium keningku, tapi kali ini ia hanya berjalan melewatiku seolah aku makhluk kasat mata. Walaupun aku buta namun aku bisa merasakan apapun yang ada disekitarku. Hal ini membuat inderaku yang lain menjadi lebih peka dan sensitif. Aku bisa merasakannya, aku bisa merasakan kelelahan dalam diri Yunho.
“ Yunnie apa kau sudah makan? Aku akan memanaskan makanan untukmu.” Tanyaku dengan lembut kepada Yunho. Dia pasti lelah dan lapar setelah seharian bekerja. Biasanya ia akan memuji masakanku.
“ Tidak usah. Aku tidak lapar. “ jawabnya singkat dan terkesan dingin
“ Tapi ak-.......”
“ SUDAH KUBILANG AKU TIDAK LAPAR!!! “ teriak Yunho kearahku. Seketika itu pula aku ikut terlonjat karena keterjutanku. Tidak pernah Yunho membentakku atas apapun kesalahanku. Dan sekarang kenapa? Kenapa Yunho tiba-tiba membentakku?
“ Yunho? “
“ ............................. “
“ Hiksss........hiksss......Yunnie.....hikss......wae?.....” sungguh Jaejoong akan menjadi sangat lemah jika menyangkut Yunho. Ia hanya bisa menangis sambil memeluk kedua lututnya saat ini.
Akhirnya hari yang amat sangat Jaejoong hindari tiba. Yaitu hari dimana Yunho mengusirnya dan meninggalkannya. Hari dimana semua perasaan Jaejoong dipertaruhkan. Dan juga hari dimana Jaejoong kehilangan semua pengharapannya yang telah ia bangun bersama Yunho-kekasihnya. Masihkah pantas ia memanggil Yunho-kekasihnya lagi?
“ Kita akhiri saja semua ini! Aku sudah lelah dan bosan denganmu! “
“ Yun? Apa maksudmu? Apanya yang harus diakhiri? Bukankah semua baik-baik saja selama ini. Tolong pikirkan lagi Yun! Jangan mengambil keputusan dengan gegabah.”
“ Tidak! Semua sudah kupikirkan dengan matang-matang. Aku lelah dengan orang buta sepertimu.”
“ Tapi Yun, jika kebutaanku adalah kekuranganku maafkan aku. Kau tahu persis asal kebutaanku ini. Yun ak-.......”
“ CUKUP! Jadi kau ingin menyalahkanku dan memintaku bertanggung jawab dengan perbuatanku dulu. Dengar ya! Kau itu namja jalang tidak tahu diri jadi menyingkirlah dari sini karena aku jijik melihatmu! “
“ Hiks.....hikss....hiksss...Waeyo Yun? Wae? Apa kau tidak mencintaiku? “
“ Kau ingin tahu hah? Baiklah, akan aku beri tahu bahwa aku selama ini hanya berpura-pura mencintaimu karena rasa bersalahku. Dan sekarang aku benar-benar sudah muak padamu. “
“ Tidak Yun! Aku tahu kau tulus padaku. Aku bisa merasakannya.”
“ Kau bodoh, buta dan gila. Dan sekali lagi kutegaskan Ya! Aku bukanlah GAY sepertimu. Aku hanya memanfaatkan kejalanganmu.”
“ hikss.....hikssss.......Yun? kenapa kau tega melakukan ini padaku?...hikss...hikss... “
Tanpa pikir panjang Jaejoong langsung melangkahkan kakinya keluar dari apartement yang telah ia tinggali sejak beberapa bulan yang lalu bersama Yunho. Ia pergi dengan air mata yang menghiasi wajah cantiknya. Bahkan ia tidak peduli pada langkah kakinya yang terseok-seok dan sesekali menabrak benda-benda yang ada disekitarnya. Sudah cukup. Ia tidak bisa menanggung semua ini lagi. Jaejoong benar-benar lelah.
Sudah beberapa jam sejak Jaejoong pergi dari apartementnya dan Yunho. Sekarang ia berdiri di seberang jalan seperti patung yang terus mengeluarkan air mata. Otaknya terus memutar setiap kenangan manisnya bersama Yunho, namun setelahnya hanya ingatan tentang perpisahannya dengan Yunholah yang kembali terngiang di kepalanya. Ia terus menangis dan sesekali menepuk dadanya yang terasa semakin sakit. Tidak ia pedulikan para pejalan kaki yang memandang penuh iba kepadanya.
Jaejoong menangisi nasibnya yang tidak beruntung dalam kehidupan keluarga maupun percintaannya. Semua orang membuangnya sekarang. Bahkan Yunho satu-satunya tumpuan bagi Jaejoong pun juga mengusirnya Berulang kali ia mencoba berdiri tegak tanpa penopang. Tapi angin yang menerpanya terlalu besar untuk  ia hadapi sendiri. Dunia begitu dingin dan kejam. Ia yang tidak diberi pilihan lain selain sendiri, mulai merasa membenci dunia ini. Ia lelah. Semua perasaan terluka ini sungguh membuat Jaejoong sangat depresi saat ini. Terus dipermainkan oleh kenyataan hidup yang bodoh . Berulang kali ditolak dan dibuang. Berulang kali dihina dan diinjak-injak. Apa semua itu masih belum cukup?  ‘Katakan padaku jalan apa yang harus kulalui untuk keluar dari kehidupanku ini?’ batin Jaejoong.
Tidak bisakah Tuhan membiarkannya hidup bahagia. Sedikit saja tidak bisakah? Bukankah selama ini Jaejoong telah mencoba untuk selalu sabar dan ikhlas akan setiap cobaan yang menimpanya. Namun , kenapa Tuhan masih ingin terus mengujinya? Ia telah ada dibatasnya sekarang.
‘Kematian adalah jalan satu-satunya untukku. Tapi apa setelah aku mati, aku tidak akan kesepian lagi.’ Pikir Jaejoong dalam keadaan kalut. Dan ia mulai melangkahkan kakinya kejalan raya untuk kesekian kalinya. Hanya kematianlah yang ada dipikiran Jaejoong kali ini. Katakanlah ia bodoh.
Sebenarnya bukan tanpa sebab selama beberapa hari ini Yunho bersikap kasar dan dingin kepada Jaejoong. Bahkan ia sampai tega mengusir Jaejoong dan mengata-ngatainya. Hatinya lebih sakit saat itu. Nafasnya tercekat dan berjam-jam ia mencari Jaejoong. Sampai ia melihat sosok Jaejoong yang tengah berdiri di seberang jalan. Tanpa menuruti logikanya ia segera berlari mendekat kearah Jaejoong untuk memeluk namja cantiknya itu. Tapi tiba-tiba Jaejoong melangkahkan kakinya untuk menyebrang dan hal itu lantas membuat Yunho semakin terkejut saat sebuah truck melaju dengan kencang kearah Jaejoong. Dengan sekuat tenaga Yunho terus berlari. Ia tidak akan membiarkan Jaejoong terluka lagi.
“ JAEJOONG-ah !” teriak Yunho sambil terus berlari. Dan-
BRUUGH
JAEJOONG POV
Kurasakan sebuah pelukan hangat ditubuhku. Pelukan ini, terasa sangat tidak asing bagiku. Pelukan ini tidak lain adalah Yunho.
“ Yunho “ lirihku saat kurasakan tubuh kami berdua terpental dan jatuh berguling-guling di aspal yang dingin. Bisa kurasakan darah mulai mengalir keluar dari kepala, hidung dan bibirku. Tubuhku serasa melemas seketika.
“ Sa..-ran-ghae Jae-joong-ah. Mi—an..hae.” Bisik Yunho tepat ditelingaku sambil terus memeluk erat tubuhku. Sampai kusadari bahwa tubuh Yunho telah berhenti bergerak dan pelukannya berubah menjadi digin sekarang.
AUTHOR POV
“ Na.....do...Yun..nie-ah.” Balas Jaejoong dengan nafas yang terccekat dan seketika itu pula kegelapan datang menjemputnya.
-
-
News
Telah terjadi kecelakaan di jalanan Seoul tadi malam pada pukul 23.00 antara sebuah truck dan dua orang pejalan kaki yang mengakibatkan kedua pejalan kaki tersebut tewas ditempat. Polisi masih menyelidiki penyebab kecelakaan ini.
“ Akhirnya kita bisa terus bersama selamanya Boo.”
“ Nne Yunnie ah. Saranghae ~~~”
“ Nado Saranghae Boo.”
Justru garis kematianlah yang telah mempersatukan mereka untuk selamanya.

END

Flashback YUNHO POV
Tanpa Jaejoong sadari
Yunho pun ikut menangis melihat keadaan Jaejoong. Sungguh ia merasa sangat bersalah dan marah pada dirinya saat ini karena telah membentak Jaejoong dan membuatnya sangat ketakutan. Hatinya sangat sakit dan terasa seperti dicabik-cabik saat Jaejoong memanggilnya ‘Yunho’ bukan ‘Yunnie’ di sela keterkejutannya. Namun, ia harus tetap melakukan ini demi kebahagiaan Jaejoong nantinya. Biarlah ia menyakiti namja cantik pujaan hatinya saat ini daripada nanti. Walau sama saja ia membunuh dirinya sendiri perlahan demi perlahan. Ia sudah tidak punya cukup banyak waktu lagi.
Flashback OFF
Alasannya adalah karena waktu Yunho yang tinggal sedikit di dunia akibat penyakit kanker tulang stadium akhir yang telah menggerogoti tubuhnya selama ini. Ia tidak ingin meninggalkan Jaejoong dalam kesedihan jika ia mati. Biarlah Jaejoong membencinya dan tetap melanjutkan hidupnya bersama orang lain yang akan menggantikan tempatnya nanti. Hanya dengan memikirkannya saja sudah membuat hati Yunho seraya disayat dengan pisau. Ia sangat mencintai Jaejoong dan ia ingin terus bersama sang pujaan hati dan melindunginya untuk selamanya. Tapi apa daya jika garis kematianlah yang menjadi penghalang bagi mereka.

Namun ternyata Tuhan berkata lain, yaitu dengan menyatukan mereka berdua dalam garis kematian.




REVIEW PLEASE, NO PLAGIAT !!!!!!!

1 komentar:

  1. Hisk so sweet~~~~~~ jadi pengen nangis hisk. Maklum aku kn orangnya baperan hisk T_T

    BalasHapus