silahkan dinikmati............
BIODATA
NAMA
: Himeryo99
Akun
di FFn : himeryo99
Website
atau blog : Himeryo99.blogspot.com
Fb
: Kagumi Haruna
Twitter
: @himeryo99
Instagram
: @yunjaelovers
Hobi
: membaca Fanfiction, sinopsis drama korea dan menonton film(berbagai genre)
Seorang
Yunjae Shipper sejak 3 tahun yang lalu.
JUDUL
: DEATH
Cast
: Kim Jaejoong ( Han Jaejoong )
Jung Yunho
Genre
: Romance, drama
Rated
: T & Boy x Boy
Ada
kata yang tidak pantas di beberapa bagian. Tapi Cuma sedikit kok. Mohon
dimaklumi karena ini adalah fanfic pertama saya. Jadi mohon maaf jika cerita
yang saya buat terasa nggak nyambung dan tidak menarik. Saya ikut lomba ini
untuk menambah pengalaman saya dan keberanian saya buat nulis fanfiction.
Sumarry
: Kim Jaejoong seorang namja cantik yang diusir oleh keluarganya sendiri dan
akhirnya bertemu dengan Jung Yunho seseorang yang telah menabraknya dalam
sebuah kecelakaan namun juga menolongnya.
-
-
-
Annyeonghaseo
perkenalkan namaku adalah Kim Jaejoong. Aku adalah seorang mahasiswa jurusan
seni di Seoul University. Usiaku sekarang ini adalah 24 tahun dan sebentar lagi
aku akan merampungkan gelar S1 ku. Aku memliki keluarga yang ‘sangat
menyayangiku’ dan teman-teman yang selalu ada disisiku untuk menghiburku. Bisa
dibilang hidupku berjalan dengan ‘normal’ sejak aku lahir. Namun, sejak
beberapa bulan lalu aku baru menyadari sesuatu. Yaitu “ketidak normalanku”, aku
bahkan ragu akan kenormalan diriku sendiri. Dan yang membuatku sedih adalah
saat dimana orang tuaku mulai menyadari ketidak normalanku ini. Mereka
mengatakan aku menjijikkan, tidak tahu diri, durhaka, gila dan bahkan lebih
parah dari itu, mereka juga mengusirku dan ironisnya ayahku mengatakan padaku
akan mencoret namaku dari Keluarga Kim, ibuku? Ia hanya bisa memandang penuh
luka dan kesedihan kepadaku, ia bahkan tidak membelaku saat appa mengusirku
dengan kejam. Aku tahu mereka pasti sangat kecewa akan ‘penyimpangan’ yang aku miliki. Namun, tidak
bisakah mereka menerimaku apa adanya? Bagimanapun juga aku tetaplah anak
mereka. Apa dosa yang aku lakukan begitu besar dimata mereka? Apa mereka pikir
aku menikmati ‘penyimpangan’ku ini? Jujur aku juga sangat terluka dan kecewa
pada diriku sendiri. Aku juga merasa tersiksa akan semua ini. Sampai akhirnya
aku bertemu dengan seseorang yang sanagat aku cintai dan menjadi belahan jiwaku
untuk selamanya.
FLASHBACK
ON
“ Dasar menjijikkan! Anak macam apa kau ini hah? Apa
selama ini kami mendidikmu dengan tidak baik? Semua ini salahku. Salahku.” Tegas appa dengan nada tinggi. Raut mukanya
yang berubah mengeras dan aura kemarahan yang keluar dari tubuhnya begitu
kentara. Membuat tubuhku serasa meremang dengan nada lemah dan bersalah aku
menjawab pertanyaan appa.
“ Mianhae appa. Appa tidak salah. Semua ini adalah
salahku. Aku mohon tolong jangan salahkan diri appa.” Aku bingung harus
menjawab appa. Aku begitu takut. Seumur hidup ini baru pertama kalinya appa
memarahiku atau bahkan membentakku. ‘bodoh’ aku memang bodoh. Coba bayangkan
mana ada ayah yang tidak kecewa jika putra satu-satunya memiliki penyimpangan
sexsual. Aku memang bodoh.
PLAAKK kurasakan pipiku terasa perih dan ngilu
disaat yang bersamaan. Kupegang pipiku dengan rasa amat terkejut. Selama ini
appa tidak pernah menyakitiku sedikit pun. Namun, kenapa? Kenapa ia menamparku?
Belum cukup keterkejutanku sekarang appa kembali membentakku.
“ SUDAH CUKUP! Sekarang kau pergi dari rumah ini dan
kau bukan lagi bagian dari keluarga Kim. Kau bukanlah lagi Kim Jaejoong. Kau
tidak pantas menyandang marga KIM. Aku tidak pernah membesarkan seorang GAY
sepertimu. Kau Menjijikkan. Huh!!”
Deg
Apa aku tidak salah dengar. Ayahku sendiri mengusirku
dari rumah ini. Dan apa aku sehina itu untuk tetap menyandang marga appaku
sendiri.
“ Jaejoong-ah......” panggil seorang wanita paruh
baya yang sedari tadi hanya bisa memandang penuh luka dan tangis kepadaku.
Bahkan ummaku tidak lagi memanggil sayang kearahku.
“Baiklah. Jika itu memang keinginan kalian. Aku akan
pergi dari sini. Maafkan aku yang telah membuat kalian kecewa. Terimakasih atas
kasih sayang kalian selama ini. Aku sangat mencintai kalian Umma Appa. Sungguh
aku tidak bermaksud mengecewakan kalian..hikss..hikss..mi..anheyo..hiks...”
sudah kuputuskan untuk pergi. Mungkin ini memang yang terbaik untukku.
Setelah memberi salam untuk terakhir kalinya kepada
umma dan appa. Aku segera melangkahkan kakiku pergi dari rumah ini. Dengan
sekuat hati aku mencoba tersenyum kepada mereka walau kenyataannya hanya air
matalah yang terus turun dengan deras.
“ Joongiee~~~”
Padahal baru beberapa langkah keluar dari rumah
namun aku sudah merasa rindu kepada mereka. Hanya kata maaf yang bisa
kukeluarkan sepanjang perjalananku. Aku tidak tahu akan pergi kemana, yang aku
tahu saat ini hanyalah untuk terus berjalan kedepan dan mengikuti kemanapun
kakiku membawaku. Otak dan tubuhku mungkin masih bisa bergerak namun hatiku
serasa kaku dan mati rasa. Diusir dan dibuang oleh keluargamu sendiri mungkin
seperti ini rasanya.
Sepanjang perjalanan aku terus menangis dan mengabaikan
puluhan orang disekitarku yang memandang aneh kearahku. Bahkan aku masih merasa
ssendirian dan kesepian walaupun aku berada di keramaian. Kenapa semua terasa
sakit dan terlihat menyedihkan. Aku terus berjalan di kerumulan banyak orang
dan di keramain. Tapi kenapa aku masih merasa kesepian? Kenapa hatiku masih
terasa kosong?
Disinilah aku berdiri di seberang jalan menunggu
lampu menunjukkan warna merah dan menyebrang. Tiba-tiba hujan datang mengguyur
Seoul, kejadian ini cukup langka di Seoul jika mengingat sekarang sedang musim
panas. Dan hujan turun di malam hari seolah menyapu semua gemerlap di jalanan
Seoul dan memudarkan pandangan setiap orang dengan warna putih keabuan yang
seolah ingin memerangkap semua orang dalam larutan penuh kesedihan.
Begitu pula diriku yang hanya bisa diam terpaku
diseberang jalan seolah mengabaikan berbagai bahaya yang bisa saja menimpa
keselamatanku. Aku terlalu larut dalam suasana dan pikiranku terlalu kalut
sehingga tanpa sadar aku melangkahkan kakiku kedepan. Tidak tahu apa yang
mendorongku, aku tetap melangkah sampai aku tersadar tengah berdiri di tengah
jalan raya dan kulihat sebuah mobil
tengah melaju kencang kearahku, dan dalam sekejap kegelapan mulai merenggut
kesadaranku.
TIN ....................... TIN ............TIN
BRAAKKK
Jdakk
Brughhh
“ Arrrggghhh “
Seorang pria
dengan setelan jas lengkap mulai membuka pintu mobilnya dan berjalan
mendekat kearah sosok namja yang tergeletak disisi jalan dengan keadaan
mengenaskan dan darah yang menghiasi tubuh cantik sosok itu. Dengan segera ia
mulai memanggil ambulance. Dan mengabaikan kerumunan orang yang mulai berdatangan
mengelilinginya. ‘Shit’ umpat pria itu dalam hati ketika ambulance yang
ditelponnya tak kunjung datang. Ia hanya bisa berdiam diri sambil sesekali
mengusir beberapa kerumunan orang. Bukannya ia tidak ingin bertanggung jawab
atas kesalahannya, bukankah ia sudah menelpon ambulance tadi. Ia hanya tidak
mau bertindak gegabah dengan asal memegang sosok cantik yang terkulai lemah
itu. Tubuh sosok itu terlihat begitu rapuh dan bisa pecah kapan saja. Ia juga
tidak ingin jika tidakannya malah membuat sosok cantik nan lemah itu meregang
nyawa. Ia bukanlah seorang tenaga medis disini, dan ia tidak boleh ceroboh.
Beberapa menit kemudian mulai datang mobil ambulance
dan beberapa tenaga medis yang mulai membawa sosok namja cantik yang terkulai
lemah antara hidup dan mati. Dengan segera beberapa perawat memberi pertolongan
pertama, sambil menunggu sampai di rumah sakit. Dan akhirnya mobil ambulance
itu pun pergi meninggalkan seorang pria tampan dalam keterpakuannya.
FLASHBACK OFF
-
-
In Seoul Hospital
YUNHO POV
“ Bagaimana
keadaannya dokter? Apa lukanya sangat parah? “
“ Syukurlah kita
cepat membawanya kemari. Sehingga nyawanya masih bisa tertolong. Tapi-...” aku
merasa sedikit lega akan pernyataan dokter. Tapi aku kembali gelisah saat
kudengar kata ‘tapi’ dari dokter yang ada dihadapanku ini. Dengan rasa
penasaran aku kembali bertanya pada dokter.
“ Tapi apa
dokter? “ hatiku mulai berdegup kencang saat ini. Aku takut jika terjadi
sesuatu yang lebih parah pada sosok yang baru pertama kali kutemui itu.
“ Karena
kecelakaan ini, membuat saraf yang ada dimata pasien menjadi mati dan tidak
bisa bekerja lagi. Maka bisa didiaknosa bahwa pasien mengalami kebutaan.”
“ A-apa? “
In other place
Kupandangi sosok
cantik bak malaikat yang tengah terlelap dengan indahnya. Berharap sosok cantik
ini segera sadar dari tidur panjangnya dan membuka kedua mata indahnya. Namun,
saat ia sadar bagaimana aku akan menjelaskan keadaannya saat ini. Bagaimanapun
akulah yang telah membuat ia kehilangan kedua matanya. Akulah sosok jahat
disini.
“ Eunggghhh...”
erangnya dengan nada lemah dan disertai dengan pergerakan tangannya yang mulai
mengusap kedua mata indahnya. Dan bisa kulihat kedua mata indah itu telah
membuka dengan sempurna. Terlihat pemandangan yang sangat indah dimataku.
Ternyata baru kusadari ia memiliki mata bulat yang besar dan manik hitamnya
yang terlihat indah menghiasi mata bulatnya.
“ Di mana aku?
Kenapa gelap? apa ada orang di sini selain aku? “ tanyanya dengan nada sedikit
panik. ‘Ini wajar jika kau merasa takut saat ini’ batinku.
JAEJOONG POV
Aku terbangun
dan membuka kedua mataku. Namun, aku tidak bisa melihat apa-apa. Apa karena
tidak ada lampu atau karena ini sudah malam? Semua terlihat gelap.
“ Di mana aku?
Kenapa gelap? apa ada orang di sini selain aku? “ aku mulai merasa panik saat
ini. Walaupun samar tapi aku bisa merasakan ada orang lain disini selain aku.
Aku bisa merasakannya dari aroma dan panas tubuh yang menguar dari tubuh
seseorang.
Aku mulai panik
dan takut saat tidak kunjung juga ada suara yang menyahut. Tiba-tiba....
DEG
Kurasakan sebuah
pelukan hangat ditubuhku. Posisiku yang dalam keadaan duduk semakin membuat
pelukan ini semakin erat. Tidak pernah kurasakan pelukan sehangat ini
sebelumnya. dan aroma mint yang menyejukkan mulai meresap kedalam hidungku.
Entah kenapa tiba-tiba jantungku berdegup teramat kencang hingga membuatku
semakin larut kedalam pelukan hangat dan penuh perlindungan ini.
“ Mianhae. “
sebuah suara segera membuatku tersadar dan kulepas pelukan itu dengan paksa.
Walau ada rasa sedikit kecewa dihatiku.
“ Kau siapa? Dan
kenapa tiba-tiba memelukku? Dan juga kenapa lampu di ruangan ini dimatikan?”
“ Namaku adalah
Jung Yunho dan aku adalah orang yang telah menabrakmu seminggu lalu dalam
sebuah kecelakaan. Aku juga orang yang bertanggung jawab atas semua lukamu.”
“ Kecelakaan?
Menabrakku? Bertanggung jawab? Apa maksudmu aku tidak mengerti, bisa kau
jelaskan? Oh ya tidak bisakah kau menyalakan lampunya dulu.”
“ Ani. Lampunya
sudah menyala sejak tadi. Dan aku lah yang telah membuatmu tidak bisa melihat
lagi. Maafkan aku karena telah membuatmu buta.”
YUNHO POV
Entah apa yang
telah merasuki diriku sehingga aku bisa tiba-tiba memeluknya dan mendekap
hangat tubuhnya. Parasnya yang begitu cantik nan lembut membuatku merasa
seperti ingin terus melindungi dan mendekap sosoknya yang begitu menawan namun
terlihat sangat rapuh di mataku.
Dengan sekuat
hati aku menjelaskan keadaannya. Aku tidak bisa menebak respon apa yang
akan ia berikan. Marah? Sedih? Histeris?
Atau terluka?
Dan aku merasa
sangat terkejut saat melihat respon yang ia berikan. Ia hanya diam dan
memandang lurus kedepan. Lalu ia mulai mengatakan sesuatu yang membuatku
semakin merasa bersalah.
“ Tidak apa-apa.
Mungkin ini adalah salah satu takdir ketidak beruntunganku. Maaf karena takdirku
ini harus datang lewat Anda Yunho-sshi. Aku tidak marah pada Anda. Terimakasih
karena telah bertanggung jawab seperti ini. Aku sangat berterimakasih.”
“ Tapi saya merasa
sangat bersalah kepada anda.”
“ Ani. Kau tidak
perlu merasa bersalah. Aku ikhlas akan keadaanku ini.” Bohong jika Jaejoong
tidak merasa sedih. Ia sangat sedih akan keadaannya saat ini. Tapi harus
bagaimana lagi jika semua sudah terjadi. Ia hanya bisa pasrah an ikhlas akan
apa yang menimpanya ini. Semoga Tuhan menggantinya dengan kebahagiaan lain
suatu hari nanti.
“.................................”
“ Yunho-sshi!
Apa kau maasih disana? “
“ N-nde.”
“ Oh ya
perkenalkan namaku Kim-ah ani maksudku Han Jaejoong. “ ucapnya sambil
menjulurkan tangan dan tidak lupa disertai senyumnya yang lebar dan manis.
Aku menjadi
semakin ragu melihat sosok dihadapanku ini. Apa ia benar-benar manusia?
Bagaimana manusia bisa memiliki hati seorang malaikat? Dan apa ini? Kenapa ia
bisa menyembunyikan gurit luka di wajahnya?
Segera kusambut
uluran tangannya dan menjabatnya dengan hangat. Hal ini sukses membuat degup
jantungku meningkat dengan sendirinya. ‘Apa ini?’ batinku sambil memegang dada
kiriku yang terasa membuncah.
AUTHOR POV
2 months later
Sejak perkenalan
singkat Jaejoong dan Yunho akhirnya mereka mulai menjalin hubungan yang lebih
dari hubungan pertemanan biasa. Sekarang mereka telah menjadi sepasang kekasih
yang tengah kasmaran. Yunho mencintai Jaejoong dengan tulus, bukan rasa
bersalah ataupun kasihan karena telah membuat Jaejoong buta. Begitu pula
Jaejoong yang sangat mencintai Yunho dengan segenap jiwa dan raganya. Sejak ia
diusir dari rumah, Jaejoong benar-benar telah menggantungkan dirinya kepada
Yunho. Hanya Yunholah yang saat ini ia miliki dan ia ingin terus hidup bersama
Yunho seumur hidupnya.
Dan beginilah
pasangan muda kita yang tengah menghabiskan waktu kencan mereka dengan duduk
berdua ditaman dekat apartement Yunho. Bukan menjadi rahasia lagi jika Jaejoong
tnggal di apartement Yunho sejak ia keluar dari rumah sakit.
“ Yun? “
“ Ne Boo? Apa
kau kedinginan? Kalau begitu ayo kita segera masuk.”
“ Ani Yunnie
ya~~. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu.”
“ Apa itu? Ayo
katakanlah saja!”
“ Apa aku boleh
meraba wajahmu. Selama dua bulan ini aku belum pernah sekalipun meraba wajahmu.
Dan aku ingin tahu seberapa tampannya Yunnieku ini.”
“ Nne baiklah.
Kau bisa meraba wajahku sekarang.”
“ Wajahmu kecil,
hidung mancung, alis tebal, garis rahang tegas dan bibir yang berbentuk seperti
hati. Apakah tebakanku benar?”
“ Nne kau sangat
benar Boo. Kau bisa menebakku dengan tepat.”
“ Oh ya aku
lupa. Mata Yunnie seperti mata musang hihihi....”
“ Boo jangan
menggodaku atau aku akan menggelitikmu. “
“ Aku sangat
beruntung karena bisa memiliki Yunnie.”
“ Justru akulah
yang paling beruntung di dunia ini karena bisa mendapatkan malaikat secantik
dirimu. You are my angel Boo!” semburat merah mulai menghiasi pipi Jaejoong
yang menambah kesan imut padanya.
“ Nne Yunnie.
Saranghae.”
CHUP~~ sebuah
kecupan manis menghiasi kening Jaejoong.
“ Aku lebih
mencintaimu Boojae. You’re Mine.”
“ Nne aku
milikmu seutuhnya.” Mereka akhirnya berpelukan mesra seolah tidak ingin
kehilangan satu sama lain. Dan saling menyalurkan rasa cinta yang mereka
miliki.
Sepertinya
pasangan YunJae kali ini benar-benar mengabaikan orang-orang disekitar mereka
yang tengah memandang iri kearah mereka. Karena mereka terlihat sangat cocok
dan saling mencintai, seolah dunia ini milik mereka berdua.
Beberapa minggu
kemudian
JAEJOONG POV
Rasa gelisah mulai menghiasi diriku.
Sudah sejak seminggu yang lalu Yunho mulai mengabaikanku dan bersikap dingin
kepadaku. Memang akhir-akhir ini Yunho tengah disibukkan dengan pekerjaannya di
Kantor dan cukup banyak menyiksa waktunya dirumah. Dan puncaknya adalah tadi
malam. Saat itu Yunho pulang dan aku menyambutnya di depan pintu apartement.
Biasanya ia akan memelukku dan mencium keningku, tapi kali ini ia hanya
berjalan melewatiku seolah aku makhluk kasat mata. Walaupun aku buta namun aku
bisa merasakan apapun yang ada disekitarku. Hal ini membuat inderaku yang lain
menjadi lebih peka dan sensitif. Aku bisa merasakannya, aku bisa merasakan
kelelahan dalam diri Yunho.
“ Yunnie apa kau
sudah makan? Aku akan memanaskan makanan untukmu.” Tanyaku dengan lembut kepada
Yunho. Dia pasti lelah dan lapar setelah seharian bekerja. Biasanya ia akan
memuji masakanku.
“ Tidak usah.
Aku tidak lapar. “ jawabnya singkat dan terkesan dingin
“ Tapi
ak-.......”
“ SUDAH KUBILANG
AKU TIDAK LAPAR!!! “ teriak Yunho kearahku. Seketika itu pula aku ikut
terlonjat karena keterjutanku. Tidak pernah Yunho membentakku atas apapun
kesalahanku. Dan sekarang kenapa? Kenapa Yunho tiba-tiba membentakku?
“ Yunho? “
“
............................. “
“
Hiksss........hiksss......Yunnie.....hikss......wae?.....” sungguh Jaejoong
akan menjadi sangat lemah jika menyangkut Yunho. Ia hanya bisa menangis sambil
memeluk kedua lututnya saat ini.
Akhirnya hari
yang amat sangat Jaejoong hindari tiba. Yaitu hari dimana Yunho mengusirnya dan
meninggalkannya. Hari dimana semua perasaan Jaejoong dipertaruhkan. Dan juga
hari dimana Jaejoong kehilangan semua pengharapannya yang telah ia bangun
bersama Yunho-kekasihnya. Masihkah pantas ia memanggil Yunho-kekasihnya lagi?
“ Kita akhiri
saja semua ini! Aku sudah lelah dan bosan denganmu! “
“ Yun? Apa
maksudmu? Apanya yang harus diakhiri? Bukankah semua baik-baik saja selama ini.
Tolong pikirkan lagi Yun! Jangan mengambil keputusan dengan gegabah.”
“ Tidak! Semua
sudah kupikirkan dengan matang-matang. Aku lelah dengan orang buta sepertimu.”
“ Tapi Yun, jika
kebutaanku adalah kekuranganku maafkan aku. Kau tahu persis asal kebutaanku
ini. Yun ak-.......”
“ CUKUP! Jadi
kau ingin menyalahkanku dan memintaku bertanggung jawab dengan perbuatanku
dulu. Dengar ya! Kau itu namja jalang tidak tahu diri jadi menyingkirlah dari
sini karena aku jijik melihatmu! “
“
Hiks.....hikss....hiksss...Waeyo Yun? Wae? Apa kau tidak mencintaiku? “
“ Kau ingin tahu
hah? Baiklah, akan aku beri tahu bahwa aku selama ini hanya berpura-pura
mencintaimu karena rasa bersalahku. Dan sekarang aku benar-benar sudah muak
padamu. “
“ Tidak Yun! Aku
tahu kau tulus padaku. Aku bisa merasakannya.”
“ Kau bodoh,
buta dan gila. Dan sekali lagi kutegaskan Ya! Aku bukanlah GAY sepertimu. Aku
hanya memanfaatkan kejalanganmu.”
“ hikss.....hikssss.......Yun?
kenapa kau tega melakukan ini padaku?...hikss...hikss... “
Tanpa pikir
panjang Jaejoong langsung melangkahkan kakinya keluar dari apartement yang
telah ia tinggali sejak beberapa bulan yang lalu bersama Yunho. Ia pergi dengan
air mata yang menghiasi wajah cantiknya. Bahkan ia tidak peduli pada langkah
kakinya yang terseok-seok dan sesekali menabrak benda-benda yang ada
disekitarnya. Sudah cukup. Ia tidak bisa menanggung semua ini lagi. Jaejoong
benar-benar lelah.
Sudah beberapa
jam sejak Jaejoong pergi dari apartementnya dan Yunho. Sekarang ia berdiri di
seberang jalan seperti patung yang terus mengeluarkan air mata. Otaknya terus
memutar setiap kenangan manisnya bersama Yunho, namun setelahnya hanya ingatan
tentang perpisahannya dengan Yunholah yang kembali terngiang di kepalanya. Ia
terus menangis dan sesekali menepuk dadanya yang terasa semakin sakit. Tidak ia
pedulikan para pejalan kaki yang memandang penuh iba kepadanya.
Jaejoong
menangisi nasibnya yang tidak beruntung dalam kehidupan keluarga maupun
percintaannya. Semua orang membuangnya sekarang. Bahkan Yunho satu-satunya
tumpuan bagi Jaejoong pun juga mengusirnya Berulang kali ia mencoba berdiri
tegak tanpa penopang. Tapi angin yang menerpanya terlalu besar untuk ia hadapi sendiri. Dunia begitu dingin dan
kejam. Ia yang tidak diberi pilihan lain selain sendiri, mulai merasa membenci
dunia ini. Ia lelah. Semua perasaan terluka ini sungguh membuat Jaejoong sangat
depresi saat ini. Terus dipermainkan oleh kenyataan hidup yang bodoh . Berulang
kali ditolak dan dibuang. Berulang kali dihina dan diinjak-injak. Apa semua itu
masih belum cukup? ‘Katakan padaku jalan
apa yang harus kulalui untuk keluar dari kehidupanku ini?’ batin Jaejoong.
Tidak bisakah
Tuhan membiarkannya hidup bahagia. Sedikit saja tidak bisakah? Bukankah selama
ini Jaejoong telah mencoba untuk selalu sabar dan ikhlas akan setiap cobaan
yang menimpanya. Namun , kenapa Tuhan masih ingin terus mengujinya? Ia telah
ada dibatasnya sekarang.
‘Kematian adalah
jalan satu-satunya untukku. Tapi apa setelah aku mati, aku tidak akan kesepian
lagi.’ Pikir Jaejoong dalam keadaan kalut. Dan ia mulai melangkahkan kakinya
kejalan raya untuk kesekian kalinya. Hanya kematianlah yang ada dipikiran
Jaejoong kali ini. Katakanlah ia bodoh.
Sebenarnya bukan
tanpa sebab selama beberapa hari ini Yunho bersikap kasar dan dingin kepada
Jaejoong. Bahkan ia sampai tega mengusir Jaejoong dan mengata-ngatainya.
Hatinya lebih sakit saat itu. Nafasnya tercekat dan berjam-jam ia mencari
Jaejoong. Sampai ia melihat sosok Jaejoong yang tengah berdiri di seberang
jalan. Tanpa menuruti logikanya ia segera berlari mendekat kearah Jaejoong
untuk memeluk namja cantiknya itu. Tapi tiba-tiba Jaejoong melangkahkan kakinya
untuk menyebrang dan hal itu lantas membuat Yunho semakin terkejut saat sebuah
truck melaju dengan kencang kearah Jaejoong. Dengan sekuat tenaga Yunho terus
berlari. Ia tidak akan membiarkan Jaejoong terluka lagi.
“ JAEJOONG-ah !”
teriak Yunho sambil terus berlari. Dan-
BRUUGH
JAEJOONG POV
Kurasakan sebuah
pelukan hangat ditubuhku. Pelukan ini, terasa sangat tidak asing bagiku.
Pelukan ini tidak lain adalah Yunho.
“ Yunho “
lirihku saat kurasakan tubuh kami berdua terpental dan jatuh berguling-guling
di aspal yang dingin. Bisa kurasakan darah mulai mengalir keluar dari kepala,
hidung dan bibirku. Tubuhku serasa melemas seketika.
“ Sa..-ran-ghae
Jae-joong-ah. Mi—an..hae.” Bisik Yunho tepat ditelingaku sambil terus memeluk
erat tubuhku. Sampai kusadari bahwa tubuh Yunho telah berhenti bergerak dan
pelukannya berubah menjadi digin sekarang.
AUTHOR POV
“
Na.....do...Yun..nie-ah.” Balas Jaejoong dengan nafas yang terccekat dan
seketika itu pula kegelapan datang menjemputnya.
-
-
News
Telah terjadi kecelakaan
di jalanan Seoul tadi malam pada pukul 23.00 antara sebuah truck dan dua orang
pejalan kaki yang mengakibatkan kedua pejalan kaki tersebut tewas ditempat.
Polisi masih menyelidiki penyebab kecelakaan ini.
“ Akhirnya kita
bisa terus bersama selamanya Boo.”
“ Nne Yunnie ah.
Saranghae ~~~”
“ Nado Saranghae
Boo.”
Justru garis kematianlah yang telah mempersatukan
mereka untuk selamanya.
END
Flashback YUNHO POV
Tanpa Jaejoong sadari
Yunho pun ikut menangis melihat keadaan Jaejoong.
Sungguh ia merasa sangat bersalah dan marah pada dirinya saat ini karena telah
membentak Jaejoong dan membuatnya sangat ketakutan. Hatinya sangat sakit dan
terasa seperti dicabik-cabik saat Jaejoong memanggilnya ‘Yunho’ bukan ‘Yunnie’
di sela keterkejutannya. Namun, ia harus tetap melakukan ini demi kebahagiaan
Jaejoong nantinya. Biarlah ia menyakiti namja cantik pujaan hatinya saat ini
daripada nanti. Walau sama saja ia membunuh dirinya sendiri perlahan demi
perlahan. Ia sudah tidak punya cukup banyak waktu lagi.
Flashback OFF
Alasannya adalah
karena waktu Yunho yang tinggal sedikit di dunia akibat penyakit kanker tulang
stadium akhir yang telah menggerogoti tubuhnya selama ini. Ia tidak ingin
meninggalkan Jaejoong dalam kesedihan jika ia mati. Biarlah Jaejoong
membencinya dan tetap melanjutkan hidupnya bersama orang lain yang akan
menggantikan tempatnya nanti. Hanya dengan memikirkannya saja sudah membuat
hati Yunho seraya disayat dengan pisau. Ia sangat mencintai Jaejoong dan ia
ingin terus bersama sang pujaan hati dan melindunginya untuk selamanya. Tapi
apa daya jika garis kematianlah yang menjadi penghalang bagi mereka.
Namun ternyata
Tuhan berkata lain, yaitu dengan menyatukan mereka berdua dalam garis kematian.
REVIEW PLEASE, NO PLAGIAT !!!!!!!
Hisk so sweet~~~~~~ jadi pengen nangis hisk. Maklum aku kn orangnya baperan hisk T_T
BalasHapus